Singa Asia (Panthera leo persica) dan Singa Afrika (Panthera leo) sama-sama kucing besar sosial, tetapi evolusi di dua habitat sangat berbeda—hutan kering Gir dan savana terbuka Afrika—membuat perilaku mereka berkembang dengan cara yang hampir berlawanan[1]. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan pola perilaku keduanya.
Struktur Kelompok (Pride Structure)
Pada Singa Asia, struktur kelompok jauh lebih kecil. Mereka biasanya hidup dalam kelompok "unit keluarga longgar" berisi 2–3 betina dan anak, sedangkan pejantan dewasa sering hidup menyendiri dan hanya bergabung saat kawin[2]. Singa Afrika justru membentuk pride besar dengan 10–15 anggota atau lebih, terdiri atas banyak betina, anak, dan beberapa pejantan koalisi[5].
Habitat savana terbuka memudahkan hidup berkelompok besar, sedangkan hutan lebat Gir membuat kelompok kecil lebih efisien saat berburu dan bergerak.
Pola Berburu dan Strategi Mencari Mangsa
Singa Afrika melakukan polah berburu terkoordinasi dalam kelompok, memanfaatkan medan terbuka untuk mengepung mangsa[5].
Sementara Singa Asia sering berburu secara soliter atau pasangan kecil, karena habitat Gir berupa semak lebat dan medan berbatu yang tidak cocok untuk strategi pengepungan besar[3].
Vegetasi rapat membuat teknik kolaboratif sulit dilakukan, sehingga Asia lebih individualis dalam berburu.
Wilayah Kekuasaan (Territorial Behavior)
Singa Asia memiliki wilayah kekuasaan yang lebih kecil, tetapi sangat dipertahankan, terutama oleh pejantan soliter[1]. Singa Afrika memiliki home-range jauh lebih luas dan batas wilayah sering tumpang tindih antar pride[2].
Hutan Gir menyediakan mangsa dalam kepadatan moderat sehingga jantan tidak perlu menjaga area seluas Afrika.
Perilaku Penandaan Bau (Scent Marking)
Singa Asia lebih sering melakukan scent-marking intensif, termasuk menggesekkan pipi pada batang pohon, menggosokkan wajah, urin marking, dan vokalisasi[6].
Singa Afrika juga melakukan scent marking, tetapi tidak seintens Singa Asia karena medan savana terbuka lebih mengandalkan suara dan visual.
Kerapatan vegetasi Hutan Gir membuat strategi "male split residence" lebih efisien.
Perilaku Sosial Sehari-hari
Singa Afrika dikenal lebih sosial: grooming kelompok, tidur bertumpukan, hingga bermain bersama[5], sedangkan Singa Asia cenderung lebih individualis, sering terlihat menyendiri, duduk berjauhan, atau bergerak sendiri di dalam wilayahnya[4].
Pola Aktivitas dan Mobilitas
Singa Afrika biasanya aktif pada sore – malam hari untuk memanfaatkan temperatur savana[5], sedangkan Singa Asia sering beraktivitas lebih dini di pagi hari, terutama karena hutan Gir memiliki tutupan vegetasi lebih sejuk dan banyak aktivitas mangsa terjadi pagi – sore[3].
Agresivitas dan Pertahanan Wilayah
Singa Afrika memperlihatkan agresivitas lebih tinggi antar pejantan, terutama saat menjaga pride dan merebut wilayah[5], sedangkan Singa Asia juga agresif, tetapi konflik fisik antar pejantan lebih jarang karena mereka jarang berbagi pride dan hidup lebih soliter[4].
Kesimpulan
Secara keseluruhan, perbedaan lingkungan antara savana Afrika dan hutan Gir India menciptakan pemisahan evolusioner yang jelas dalam perilaku kedua subspesies. Singa Afrika berkembang sebagai hewan sosial dalam kelompok besar, sedangkan Singa Asia berevolusi sebagai kucing besar yang lebih individualis dengan struktur sosial unik—spesifik hanya ditemukan di India.
Referensi
- Gujaratexpert 'Asiatic Lions – The Pride of India' gujaratexpert.com/blog/asiatic-lion/
- BigCatsWildCats 'Guide to Asiatic Lion vs. African Lion' bigcatswildcats.com/guide-to-asiatic-lion-vs-african-lion/
- Wildlife Navigator 'Asiatic Lion: The King of Gir Forest' wildlifenavigator.com/asiatic-lion/
- ZSL London Zoo 'Asiatic Lion Facts' londonzoo.org/whats-here/animals/asiatic-lion
- ThoughtCo 'What Is a Pride of Lions?' thoughtco.com/what-is-a-lion-pride-130300
- Ram et al. (2025) 'Decoding scent-marking behavior of Asiatic lions in Gir National Park' frontiersin.org/.../1523653/full
FAQ
Perbedaannya terutama pada struktur kelompok, cara berburu, penggunaan wilayah, serta cara berkomunikasi. Singa Afrika hidup dalam pride besar, sedangkan Singa Asia lebih soliter atau dalam kelompok kecil. Ini dipengaruhi kondisi habitat Gir yang lebih rapat dibanding sabana Afrika.
Hutan Gir lebih tertutup dan tidak mendukung formasi pride besar. Mangsa lebih menyebar dan tidak berkumpul dalam kawanan besar seperti di Afrika, sehingga berburu dalam kelompok besar tidak efisien.
Ya. Singa Afrika sering berburu dalam kelompok dan memanfaatkan kerja sama. Singa Asia lebih sering berburu sendiri atau berpasangan karena habitatnya tidak mendukung pengepungan mangsa dalam area terbuka.
Tidak sepenuhnya. Jantan Singa Afrika merupakan bagian inti pride. Pada Singa Asia, jantan biasanya hidup terpisah dari kelompok betina dan hanya berinteraksi saat kawin atau melindungi wilayah.
Singa Asia cenderung menggunakan penandaan aroma (scent marking) lebih sering, karena vegetasi rapat membuat komunikasi vokal kurang efektif. Singa Afrika lebih mengandalkan auman yang dapat menjangkau jarak jauh di sabana terbuka.
Ya. Strategi konservasi harus mempertimbangkan sistem sosial mereka. Pelestarian habitat koridor untuk Singa Asia, misalnya, penting agar jantan yang soliter tetap dapat menemukan betina dan mempertahankan keragaman genetik.